contoh kasus:
Otak Pembobolan ATM 6 Bank di Indonesia Berteknologi
Tinggi?
Mungkin semua sudah tau tentang kejadian yang
terjadi di bali 2 hari terakhir ini tentang kasus pembobolan rekening bank.
Dari data yang saya dapatkan ada sekitar 6 bank yang mengalami kejadian ini
yaitu: BCA, BNI, BRI, Mandiri, BII, dan Permata Bank.
Modusnya sebenarnya sendiri bukan hal yang baru,
teknik phising masih mendominasi didalam pembobolan ini. Phising yaitu bisa
kita artikan seperti mengelabui, misalnya kita disuruh begini, begitu dan
sebagainya tanpa kita pahami apa gunanya kita melakukan itu. Contoh mudahnya
mereka mengelabui anda dengan embel-embel hadiah, anda disuruh ke ATM dan
blablabla.. ini termasuk dalam kategori phising.
Sedangkan alat yang digunakan adalah dengan
menggunakan alat skimmer, prosesnya sendiri dikenal dengan skimming.
Lalu-lintas data yang lewat melalui ATM ini direkam dengan alat skimmer ini,
lalu data ini (kalau di komputer istilah keren-nya copy paste alias COPAS)
dimasukkan ke dalam kartu magnetik yang masih kosong. Imajinasi mudahnya sama
seperti saya membuat kloning diri saya sendiri. Sebenarnya mudah saja
mengetahui siapa pelaku yang memasang alat skimmer ini yang jelas dan sudah
pasti adalah ORANG DALAM atau bisa saja mungkin orang yang
terdekat dengan ATM (maaf bukan menuduh) bisa jadi satpam, tukang parkir dan
lain sebagainya. Biarin sajalah polisi yang urus tapi sebenarnya yang perlu
dikejar itu OTAK-nya.
Teknik skimming ini sebenarnya bisa diatasi
dengan sangat mudah sekali, yaitu dengan berhenti menggunakan kartu ATM
magnetik dan digantikan dengan kartu ATM chip yang jelas lebih aman dibanding
dengan kartu ATM magnetik. Sayangnya mungkin terkendala dengan nominal Rupiah
yang menghalangi ide ini.
Lalu kenapa ada yang menyatakan pembobol ATM ini
orang dari luar Indonesia? tentu saja iya karena data yang tersimpan dalam alat
skimmer ini masih dalam bentuk ter-enkripsi untuk men-deksripsi data ini memang
membutuhkan orang yang ahli dalam bidang komputer disertai dengan software
khusus. Kalau di Indonesia saya rasa yang mengetahui tentang teknologi ini
mungkin masih sangat jarang. Selain itu dengan adanya potongan sekitar Rp
25.000 atau setara dengan $5 (fee untuk penarikan ATM dalam link) terlihat
jelas bahwa kartu ATM yang digunakan ini menggunakan link network seperti
cirrus, alto, dan mastercard.
Kalau membicarakan keamanan ATM di Indonesia
masih sedikit sekali ATM yang menggunakan alat anti-skimmer, yang paling aman
agar kita yakin ATM yang kita gunakan menggunakan alat anti-skimmer yaitu di
mulut ATM biasanya ada sebuah kotak plastik berwarna hijau. Selain itu kamera
rahasia juga semakin berkembang bentuk dan teknologinya sehingga memudahkan
para penjahat cyber ini mengungkap PIN yang konon-nya “rahasia”.
Tidak ada yang aman didunia ini karena teknologi
selalu berkembang. Kembali lagi ke kutipan jaman dulu “Sebaik dan secanggihnya
teknologi kalau jatuh ketangan yang benar maka akan bermafaat, tetapi kalau
sampai jatuh ketangan yang salah pasti akan mengakibatkan bencana” mungkin ini
yang mungkin sedang terjadi di Indonesia.
Kesimpulannya bahwa pembobol ATM 6 bank di
Indonesia ini adalah jaringan Internasional. Mungkin bisa dikategorikan sebagai
“hacker elite”. Tidak menggunakan teknologi yang sangat canggih. Kalau di lihat
dari cara kerjanya yang sangat professional, rapi, dan bersih kemungkinan akan
susah aparat hukum bisa mengejar orang-orang dibelakang kasus ini kecuali kalau
bekerjasama dengan beberapa negara lain.
Sumber: http://id.istanto.net/2010/01/21/otak-pembobolan-atm-6-bank-di-indonesia-berteknologi-tinggi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar