Selasa, 12 Juni 2012

Sistem Keamanan Perbankan


 contoh kasus:
Otak Pembobolan ATM 6 Bank di Indonesia Berteknologi Tinggi?
Mungkin semua sudah tau tentang kejadian yang terjadi di bali 2 hari terakhir ini tentang kasus pembobolan rekening bank. Dari data yang saya dapatkan ada sekitar 6 bank yang mengalami kejadian ini yaitu: BCA, BNI, BRI, Mandiri, BII, dan Permata Bank.

Modusnya sebenarnya sendiri bukan hal yang baru, teknik phising masih mendominasi didalam pembobolan ini. Phising yaitu bisa kita artikan seperti mengelabui, misalnya kita disuruh begini, begitu dan sebagainya tanpa kita pahami apa gunanya kita melakukan itu. Contoh mudahnya mereka mengelabui anda dengan embel-embel hadiah, anda disuruh ke ATM dan blablabla.. ini termasuk dalam kategori phising.
Sedangkan alat yang digunakan adalah dengan menggunakan alat skimmer, prosesnya sendiri dikenal dengan skimming. Lalu-lintas data yang lewat melalui ATM ini direkam dengan alat skimmer ini, lalu data ini (kalau di komputer istilah keren-nya copy paste alias COPAS) dimasukkan ke dalam kartu magnetik yang masih kosong. Imajinasi mudahnya sama seperti saya membuat kloning diri saya sendiri. Sebenarnya mudah saja mengetahui siapa pelaku yang memasang alat skimmer ini yang jelas dan sudah pasti adalah ORANG DALAM atau bisa saja mungkin orang yang terdekat dengan ATM (maaf bukan menuduh) bisa jadi satpam, tukang parkir dan lain sebagainya. Biarin sajalah polisi yang urus tapi sebenarnya yang perlu dikejar itu OTAK-nya.

Teknik skimming ini sebenarnya bisa diatasi dengan sangat mudah sekali, yaitu dengan berhenti menggunakan kartu ATM magnetik dan digantikan dengan kartu ATM chip yang jelas lebih aman dibanding dengan kartu ATM magnetik. Sayangnya mungkin terkendala dengan nominal Rupiah yang menghalangi ide ini.
Lalu kenapa ada yang menyatakan pembobol ATM ini orang dari luar Indonesia? tentu saja iya karena data yang tersimpan dalam alat skimmer ini masih dalam bentuk ter-enkripsi untuk men-deksripsi data ini memang membutuhkan orang yang ahli dalam bidang komputer disertai dengan software khusus. Kalau di Indonesia saya rasa yang mengetahui tentang teknologi ini mungkin masih sangat jarang. Selain itu dengan adanya potongan sekitar Rp 25.000 atau setara dengan $5 (fee untuk penarikan ATM dalam link) terlihat jelas bahwa kartu ATM yang digunakan ini menggunakan link network seperti cirrus, alto, dan mastercard.

Kalau membicarakan keamanan ATM di Indonesia masih sedikit sekali ATM yang menggunakan alat anti-skimmer, yang paling aman agar kita yakin ATM yang kita gunakan menggunakan alat anti-skimmer yaitu di mulut ATM biasanya ada sebuah kotak plastik berwarna hijau. Selain itu kamera rahasia juga semakin berkembang bentuk dan teknologinya sehingga memudahkan para penjahat cyber ini mengungkap PIN yang konon-nya “rahasia”.
Tidak ada yang aman didunia ini karena teknologi selalu berkembang. Kembali lagi ke kutipan jaman dulu “Sebaik dan secanggihnya teknologi kalau jatuh ketangan yang benar maka akan bermafaat, tetapi kalau sampai jatuh ketangan yang salah pasti akan mengakibatkan bencana” mungkin ini yang mungkin sedang terjadi di Indonesia.

Kesimpulannya bahwa pembobol ATM 6 bank di Indonesia ini adalah jaringan Internasional. Mungkin bisa dikategorikan sebagai “hacker elite”. Tidak menggunakan teknologi yang sangat canggih. Kalau di lihat dari cara kerjanya yang sangat professional, rapi, dan bersih kemungkinan akan susah aparat hukum bisa mengejar orang-orang dibelakang kasus ini kecuali kalau bekerjasama dengan beberapa negara lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar