ROY | msh | Rabu, 27 Januari 2010 | 19:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS,com — Pihak Kepolisian Negara RI memastikan pembobolan terhadap beberapa bank yang terjadi akhir-akhir ini terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia. Untuk itu Polri menginstruksikan seluruh jajarannya memprioritaskan penanganan kasus itu.
"Itu menjadi prioritas utama kami. Karena itu hampir terjadi di seluruh jajaran Polda di Indonesia," ungkap Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ito Sumardi, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (27/1/2010).
Adapun daerah lain yang ditimpa kejahatan tersebut, antara lain Lampung dan Bandung. Terhadap hal itu, Polri melalui tim Bareskrimnya yang diterjunkan ke berbagai daerah masih terus menyelidiki apakah ada keterkaitan antara para pelaku di daerah yang satu dan daerah yang lain dalam suatu sindikat pembobol besar, beserta modus operandi masing-masing di berbagai daerah tersebut.
Adapun daerah lain yang ditimpa kejahatan tersebut, antara lain Lampung dan Bandung. Terhadap hal itu, Polri melalui tim Bareskrimnya yang diterjunkan ke berbagai daerah masih terus menyelidiki apakah ada keterkaitan antara para pelaku di daerah yang satu dan daerah yang lain dalam suatu sindikat pembobol besar, beserta modus operandi masing-masing di berbagai daerah tersebut.
"Sejauh ini kalau yang di Jakarta dengan yang di Bali memang ada keterkaitan. Dibobolnya di Bali, tapi dikendalikannya dari Jakarta. Dan modusnya menggunakan kemampuan IT para pelakunya," ujarnya.
Polri memastikan kejahatan pembobolan bank yang marak terjadi sekarang ini merupakan kelanjutan dari kejahatan yang telah diretas sedari tahun 2006. Sepanjang periode tahun tersebut hingga sekarang sudah ada beberapa nasabah dan bank yang melaporkan diri sebagai korbannya.
Polri memastikan kejahatan pembobolan bank yang marak terjadi sekarang ini merupakan kelanjutan dari kejahatan yang telah diretas sedari tahun 2006. Sepanjang periode tahun tersebut hingga sekarang sudah ada beberapa nasabah dan bank yang melaporkan diri sebagai korbannya.
"Sayangnya, banyak juga masyarakat yang baru menyadarinya. Makanya baru melapor," katanya. Polri sudah menetapkan 20 tersangka dalam kasus tersebut. "Sepuluh lainnya masih buron. Kami akan terus usut kasus itu hingga tuntas," katanya.
Sidik jari
Sidik jari
Sementara itu, Ito mengaku Polri kan segera merealisasikan penggunaan pemindaian sidik jari sebagai sistem pengaman baru ATM pengganti sistem PIN. Sistem pengamanan dengan menggunakan sidik jari telah direkomendasikan dalam pembicaraan Polri dengan pihak bank yang membahas permasalahan pembobolan ATM, Jumat lalu.
"Mudah-mudahan dengan alat itu, yang sudah digunakan di negara maju seperti di Amerika dan Eropa, akan dapat mencegah kejahatan pembobolan itu lagi. Karena pembobol tidak akan bisa bertransaksi tanpa ada identifikasi identitas dirinya melalui sidik jari," kata Ito. Inafis selaku vendor akan dijadikan penjuru utama dalam perealisasian rekomendasi sistem pengamanan baru itu.
Polri akan mengundang serta awak media dalam perkenalan terhadap sistem pengamanan baru tersebut. "Mungkin besok atau lusa kami akan ajak teman-teman media untuk melihatnya," janji Ito.
"Mudah-mudahan dengan alat itu, yang sudah digunakan di negara maju seperti di Amerika dan Eropa, akan dapat mencegah kejahatan pembobolan itu lagi. Karena pembobol tidak akan bisa bertransaksi tanpa ada identifikasi identitas dirinya melalui sidik jari," kata Ito. Inafis selaku vendor akan dijadikan penjuru utama dalam perealisasian rekomendasi sistem pengamanan baru itu.
Polri akan mengundang serta awak media dalam perkenalan terhadap sistem pengamanan baru tersebut. "Mungkin besok atau lusa kami akan ajak teman-teman media untuk melihatnya," janji Ito.
Sumber :
Persda Network
Tidak ada komentar:
Posting Komentar